Berita Nusantara News -Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2018, Presiden Joko Widodo bersama istrinya Iriana Joko Widodo, menyempatkan diri menyambangi rumah tokoh pers Djamaluddin Adinegoro.
Jokowi yang hadir dengan kemeja putih dibalut syal songket tenun Silungkang, Sawahlunto, disambut oleh Walikota Sawahlunto, Ali Yusuf dan Wakil Walikota Ismed serta anak dan cucu keluarga besar Adinegoro.
Pada kesempatan itu Jokowi pun memberikan sertifikat tanah kepada keluarga Adinegoro yang rencananya untuk pembangunan Museum Adinegoro. Sementara, pihak keluarga Adinegoro memberikan cendramata berupa buku berjudul Melawat Ke Barat karya Adinegoro dalam edisi khusus HPN yang disunting Iwan Piliang.
“Jadi sore hari ini Alhamdulillah bisa hadir ditempat yang sangat bersejarah, beliau Bapak Djamluddin Adinegoro lahir dan dibesarkan di kota ini,” ucap Jokowi kepada wartawan, di Sawahlunto, Sumbar, Kamis (8/2/2018).
Jokowi menyakini bahwa Adinegoro adalah tokoh pers besar dan sangat mempengaruhi penulisan dunia wartawwn Indonesia. Jokowi pun menyebut beberapa karya buku yang cukup populer, di antaranya Darah Muda, Asmara Dara dan Melawat ke Barat serta pembuat atlas atau peta Indonesia.
“Beliau ada tokoh pers yang harus kita ingat, karena ada kecenderungan di kita sudah meninggalkan kesusastraan dalam penulisan. Sehingga kita sebagai jurnalis harus mengingat kembali karya Djamaluddin Adinegoro,” tutur Presiden Jokowi.
Atas prestasi yang di torehkan oleh Adinegoro, Jokowi memberikan sertifikat tanah yang dapat digunakan oleh keluarga besar, dan akan dipakai sebagai landasan museum Adinegoro, sehingga karya Adinegoro dapat diabadikan di museum tersebut.
“Tadi saya sudah sampaikan kepada keluarga besar, bahwa Pemerintah Pusat akan membantu untuk pembagunan museum ini,” papar dia.
Sementara, Ketua Umum Ikatan Wartawan Online Jodhi Yudono mengapresiasi atas langkah Presiden Jokowi yang memberikan perhatian kepada kalangan wartawan. Dia pun sepakat atas pernyataan Presiden ke 7 tersebut, bahwa saat ini ada kemunduran dalam karya jurnalistik, terutama soal penulisan berita.
“Saya merasa seperti diingatkan, betapa dunia pers kita tidak maju ke depan, tapi malah seperti sedang berlari mundur. Spirit Adinegoro sebagai seorang wartawan yang juga intelektual dan kritis terhadap ketimpangan sosial, serta senantiasa menjaga obyektivitas, sudah melemah getarannya,” ujar Jodhi yang hadir menyaksikan kegiatan Presiden Jokowi tersebut.
Dia menambahkan kunjungan Presiden Jokowi ke tanah kelahiran Adinegoro, menjadi isyarat bagi insan pers Indonesia untuk kembali ke rumah etik dengan menjunjung independensi dan mewartawakan kabar yang benar.
“Apabila isyarat ini tidak kita sikapi, saya kira kita akan gagal menghadapi ujian sosial yang ditandai dengan berlangsungnya Pemilihan Kepala Daerah pada 2018; Pemilihan Umum, hingga Pemilihan Presiden di tahun 2019,” tutur wartawan Kompas.com tersebut.
Dia melanjutkan Pers seharusnya berada di tengah sebagai medium yang adil, akhirnya terseret dalam pertempuran kepentingan.
“Salah satu warisan Adinegoro untuk dunia pers kita adalah buku berjudul “Melawat ke Barat”, sebuah memoar perjalanan saat beliau menuntut ilmu jurnalistik ke Jerman,” ucap Jodhi menutup. (*)