Berita Nusantara News ~ Memiliki jiwa sosial dengan membantu sesama yang sedang mengalami kesulitan atas dasar rasa kemanusiaan tidak selalu berjalan mulus, ada saja kendala yang harus dihadapi.
Seperti yang dilakukan GN (32) salah seorang wartawan dari salah satu media online di Bogor yang bermaksud membantu proses perubahan data BPJS milik Emar Sumarni salah satu warga asal Garut yang berdomisili di Kaum Luwuk, Kelurahan Bantar Jati, Kota Bogor ke Kantor BPJS Kota Bogor pada hari Kamis (12/4/18).
“Saya berniat membantu warga yang sedang melahirkan di rumah sakit bersalin untuk merubah data yang tidak singkron antara KTP, Kartu Keluarga, dan print out yang ada di data base BPJS. Namun upaya tersebut ditolak oleh petugas BPJS karena mewajibkan bahwa harus yang bersangkutan atau pihak keluarga yang yang tercantum didalam kartu keluarga,” jelas GN.
Padahal sebelumnya, masih kata GN, dirinya sudah mengikuti prosedur sesuai dengan arahan dari salah seorang anggota security untuk meminta bukti rawat inap dari rumah sakit bersalin dan surat kuasa dari Sumarni yang di tandatangani diatas materai. Ironisnya, salah seorang pegawai BPJS di counter nomor 5 yang bernama Desi dan salah satu pegawai bagian umum bernama Harley seakan melecehkan wartawan tersebut dengan menuduh GN adalah sebagai calo.
“Bapak sudah sering membantu mengurus BPJS seperti ini ya?. Untuk mengurus perubahan data harus pihak keluarga atau yang bersangkutan,” kata GN menirukan petugas yang bernama Desi.
Tak lama kemudian, lanjutnya, datang salah satu pegawai bagian umum yang bernama Harley dengan mengungkapkan hal senada. “Bukan apa-apa pak, soalnya kalau kita proses nanti akan menimbulkan kecemburuan calo yang lain,” ujar GN yang juga menirukan Harley.
Saat dikonfirmasi terkait hal itu, Harley berkilah bahwa dirinya tidak menuduh bahwa GN itu sebagai calo. Melainkan hanya mengatakan bahwa pengurusan tidak dapat diwakilkan untuk menghindari maraknya calo.
“Tidak ada yang menuduh sebagai oknum calo, hanya saja menjelaskan mengapa pengurusan tidak dapat diwakilkan karena menghindari maraknya calo. Mohon kepada wartawan yang dimaksud untuk lebih memahami informasi yang diberikan dan tidak menggunakan nama, karena saya pun tidak mengenal siapa wartawan tersebut,” kilahnya, saat dikonfirmasi melalui Whats App messengger.
Setelah memberikan tanggapan, pegawai tersebut kemudian memblokir nomor Whats App Redaksi. Sehingga hal itu dinilai menunjukan sikap arogan dan tidak profesional sebagai pegawai yang seharusnya melayani masyarakat dengan baik.
“Itu salah satu bukti tidak profesionalnya pelayanan pegawai BPJS Kota Bogor,” tukas Ibra Hermawan, pemimpin Redaksi 87 Online News dan Sekretaris Forum Pers Independent Indonesia (FPII) Korwil Kota Bogor yang sempat mengantar SG saat mengurus BPJS tersebut. (Red)