Batam, Jelajahkepri.com- Pasalnya, sejak salah satu ikon kota Batam itu menjadi tempat wisata tidak resmi, belum pernah ada kabar aksi kejahatan di sana.
Anggota Komisi I Lik Khai mengatakan, yang selama ini menjadi sorotan dari tempat tersebut justru munculnya praktik-praktik pungutan liar, seperti pungutan uang masuk kawasan tersebut serta uang parkir kendaraan bermotor yang masuk di sana.
“Kok bisa? Di sana kan sudah ada pos nya saya lihat. Sebelum mau masuk itu ada pos-pos sementara di situ. Entah dari pemilik lahan yang buat, atau memang oknum tak bertanggungjawab. Kita tahunya disitu banyak pungutan liarnya. Jelas-jelas tidak ada pengelola, tapi ada biaya masuk,” ujar Lik Khai.
Ia pun menyayangkan peran pemerintah kota yang dinilai lamban.
Welcome to Batam sudah menjadi ikon dan pilihan wisatawan untuk sekedar mengambil foto, baik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Namun, Pemko Batam menutup mata terhadap keamanan di kawasan tersebut.
“Kita merasa kecolongan juga, padahal lokasinya Batam Centre, ramai. Dekat dengan kantor pemerintahan, bahkan kantor Polsek. Tapi aksi kejahatan bisa terjadi begitu saja. Kalaupun itu bukan ditetapkan sebagai kawasan wisata, tapi bukan berarti tidak dijaga keamanannya.Tempatkan satpol PP, atau polisi pariwisatakan bisa,” ujar dia.
Lik Khai pun mendorong agar Pemko Batam segera menertibkan kawasan tersebut, termasuk mengenai retribusi yang tak legal saat masuk ke dalam.(*)
( Sumber Tribun)