Lama Menderita Lumpuh, Warga Miskin di Kabupaten Bulukumba Luput dari Perhatian Pemerintah

0
Ari (30) bersama dua orang adik perempuannya, Ramlah (20) dan Arni (18). (F/FS)
Advertisement

Bulukumba | Keterbatasan secara ekonomi dan finansial dialami Ari (30 tahun) warga Dusun Seka, Desa Bonto Nyeleng, Kecamatan Gangking, Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan.

Ari (30) bersama dua orang adik perempuannya, masing masing atas nama, Ramlah (20) dan Arni (18) merupakan anak yatim piatu yang baru sekira sebulan lalu ditinggal wafat oleh almarhumah ibunya, Engka (54).

Sementara ayahnya, sudah lebih awal berpulang ke rahmatullah, sekira setahun silam.

Keterbatasan ekonomi dan kehidupan pas pasan, membuat ketiga anak yatim piatu yang sementara menderita sakit itu, hanya bisa pasrah dan tinggal berdiam diri di rumah.

Ramlah (20) dan Arni (18), sudah sedari beberapa tahun lalu menderita lumpuh dan hanya bisa terbaring tak berdaya di tempat tidur.

Selama ini, mereka dijaga dan dirawat oleh almarhumah ibunya. Namun sepeninggal mendiang, tanggungjawab untuk menjaga keduanya, beralih secara otomatis kepada kakaknya, Ari (30) pria berstatus duda yang juga sudah mulai sakit sakitan.

Ironis, karena ketiga anak yatim piatu tersebut, dikabarkan sama sekali tidak pernah tersentuh perhatian dan bantuan pemerintah.

Salah seorang kerabat dekat yang melaporkan kondisi kehidupan ketiganya, bahkan sama sekali tidak digubris oleh pemerintah setempat.

Menanggapi fenomena kesenjangan sosial yang dialami oleh warga Desa Bonto Nyeleng, Koordinator Relawan Kemanusiaan Bulukumba, Andhika Mappasomba, angkat bicara.

“Pemerintah kata dia, harusnya hadir serta pro aktif memberikan pendampingan dan membantu warga masyarakat berkategori kurang mampu”.

Idealnya, kaum dhuafa dan masyarakat tidak mampu diberi perlakuan serta fasilitas yang berbeda sebagai salah satu bentuk upaya dalam menanggulangi ketidak mampuannya, bukan hanya sekedar diberi bpjs.

Akan tetapi, fasilitasi bantuan yang diberikan pemerintah, sebisanya mencakup secara umum kebutuhan dasar pengobatan masyarakat, urainya dengan nada prihatin, saat dihubungi pertelefon oleh wartawan, Selasa, (26/12) malam.

Lanjut, Andhika Mappasomba menyebut, dari sekian banyak desa dan kelurahan yang terdapat di Kabupaten Bulukumba
Ada beberapa desa yang patut untuk dicontoh dan ditauladani dari sisi fasilitasi serta layanan kaum dhuafa dan tidak berdaya di wilayahnya.

Desa Karama, Tamatto, merupakan dua dari sekian banyak desa dan kelurahan yang kepala desanya sangat pro aktif menfasilitasi warga tidak mampu dan kaum dhuafa, pungkasnya.

Terpisah, Kepala bidang rehabilitasi sosial (Rehsos) Dinas Sosial Kabupaten Bulukumba, Syawal yang dikonfirmasi wartawan menyampaikan ungkapan keprihatinan atas permasalahan yang dialami oleh warga Desa Bonto Nyeleng.

Dia prihatin, karena pemerintah sudah sangat banyak mengucurkan bantuan, termasuk, bantuan langsung tunai (BLT), yang semestinya bisa diarahkan untuk menyentuh keluarga Ardi.

Syawal berharap pemerintah desa bisa menfasilitasi keluarga yang bersangkutan untuk bisa dibuatkan surat keterangan tidak mampu (SKTM) sebagai dasar dan bahan pertimbangan tindaklanjut dinas sosial dalam mengucurkan bantuan.

Dari sini, kita akan bisa mengukur kepekaan dan kepedulian sosial aparat pemerintah lingkungan dan desa setempat, ungkapnya.

Dinas sosial, tidak bisa serta merta turun ke lapangan memberikan bantuan tanpa hadirnya, SKTM dari aparat pemdes.

Semua itu kita lakukan demi untuk menjaga harmonisasi hubungan dan faktor ketersinggungan aparat pemerintah desa dan kecamatan.

Satu hal yang pasti bahwa informasi ini sudah masuk dan diterima serta menjadi atensi bersama Dinas Sosial dan Badan Amil Zakat (Baznas) Kabupaten Bulukumba. (Fadly Syarif)

Advertisement

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.