Natuna – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (MenkoPolhukam) Wiranto kunjungi daerah Kabupaten Natuna dalam rangka mencanangkan Gerakan Pengembangan Terpadu Kawasan Perbatasan (Gerbangdutas) tahun 2017. Rabu (8/3).
Didampingi Menteri Dalam Negeri TjahjoKumolo, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wakasad Letjen TNI M. Erwin Syafitri, WAKASAL Laksda TNI Arie Henrycus Semburing, WAKASAU Marsma TNI Jadi yan Suminta Atmadja dan Kasum Mabes TNI Laksada TNI Didit Herdiawan, setibanya di bandara Ranai Natuna langsung disambut oleh Gubernur Kepri Nurdin Basirun dan Bupati Natuna Amid Rizal.
Dari Bandara, rombongan bergerak ke Gedung Sri Serindit Ranai untuk menjalankan rangkaian acara yang telah dipersiapkan. Menkopohukam Wiranto dalam sambutan mengatakan, Program Naca cita ke tiga Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden RI Yusuf Kalla yang mana membangun dari daerah pinggiran. Saat ini program tersebut sudah dijalankan dan masyarakat harus mensyukurinya.
“biasanya daerah pinggir itu selalu terlewatkan, atau terlupakan. Dimasa pemerintahan Presiden Jokowi ini, dia (Presiden RI-red) berharap tidak ada lagi daerah yang terlewatkan dalam program pembangunan,” kata Wiranto
Menkopolhukam juga menerangkan melalui program “Gerbangdutas yang bertujuan untuk membangun Indonesia dari pinggiran. Gerbangdutas punya visi yang luar biasa, paling tidak ada tiga hal soal perbatasan yang menjadikan percepatan pembangunannya” Ucap Wiranto.
Selain itu menurutnya ada tiga nilai strategis dalam mewujudkan pembangunan daerah perbatasan, yakni masalah keamanan, keadilan, dan kesejahteraan serta pelestarian lingkungan.
Menyangkut keamanan, menurut Wiranto, dengan dibangunnya daerah perbatasan maka masyarakat akan menjadi lebih antisi patif terhadap berbagai ancaman, karena ancaman akan selalu ada dan berubah-ubah bentuknya dari tahun ketahun.
“Ancamanituselaluada, baikancamantradisionalmaupunancaman multidimensional. Kalau dulu ancaman berupa serangan langsung secara fisik, maka sekarang ancaman yang perlu kita hindari adalah seperti narkoba, terorisme, radikalisme, illegal fishing, illegal logging dan ancaman-ancaman lainnya,” kata Wiranto.
Adapun strategis Keadilan dan kesejahteraan yang dimaksud Wiranto, bahwa kesejahteraan adalah milik seluruh bangsa Indonesia, baik yang berada di kota maupun daerah-daerah dipinggiran. Sehingga dengan membangun dari pinggir, maka kesejahteraan akan dirasakan secara merata.
Dan strategis Pelestarian yang dimaksudkan adalah agar lahan atau hutan milik negara yang dilindungi bisa tetap terjaga dan tetap lestari.“Kita tidak mau banyak hutan lindung di Indonesia, namun praktiknya hutan lindung pada gundul. Dengan pembangunan seperti ini dan adanya Badan Pengelola Perbatasan, maka kita harap hutan-hutan bisa terjaga dan lestari sebagaimana fungsinya,” Terangnya
**Nizar/Crates**