Jakarta,bnn – Wakil Presiden RI, Muhammad Jusuf Kalla menyatakan kesiapannya hadir di Daik Lingga, Kepulauan Riau untuk membuka perhelatan Tamadun Melayu bersempena Hari Ulang Tahun Kabupaten Lingga ke – 14 yang jatuh pada tanggal 20 November 2017.
“Insya Allah, saya datang. Nanti dikoordinasikan dengan protokoler,” tegas Wapres JK saat menerima Bupati Lingga, Alias Wello di ruang kerjanya, Jumat (29/9/2017).
Dalam pertemuan yang berlangsung penuh keakraban itu, Bupati Lingga, Alias Wello menjelaskan, acara yang dihelat selama satu minggu itu mengundang kerabat melayu antar bangsa.
“Ada beberapa negara yang diundang, diantaranya Malaysia, Singapura, Thailand, Philipina, Vietnam, Kamboja sampai Madagaskar. Untuk dalam negeri, semua kita undang dari Sabang sampai Merauke,” bebernya.
Hadir mendampingi Bupati Alias Wello dalam pertemuan itu, owners Takke Group, Laurence M. Takke dan konsultan Bupati Lingga, Ady Indra Pawennari.
Sejauh ini, pemerintah daerah melalui Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga sudah memulai langkah persiapan rencana kegiatan akbar lintas negara tersebut.
Kepala Dinas Kebudayaan Lingga, H Muhammad Ishak, kepada pers belum lama ini mengatakan, kegiatan akbar ini bertujuan mengumpulkan para tokoh melayu dan budayawan antar bangsa serumpun di kabupaten berjuluk “Negeri Bunda Tanah Melayu” tersebut.
Perhelatan ini sekaligus disejalankan dengan peringatan Hari Jadi Kabupaten Lingga pada bulan November mendatang. Didalamnya bakal ada perbincangan Melayu antar bangsa.
“Tahap tahap awal kita mulai persiapan. Pada awalnya ini kegiatan daerah. Kita bicara juga dengan tokoh senior seperti Said Parman, Said Barakbah, Pak Abdul Malik yang sudah sekelas dunia,” kata Ishak, Senin (18/9).
Dikatakan pada perbincangan untuk Tamadun Melayu yakni kebesaran-kebesaran Melayu yang dibuat oleh Sultan Mahmud Riayat Syah (SMRS). Bagaimana SMRS dari Bintan ke Lingga dengan serba kekurangan dan tekanan dari penjajah bisa berkomunikasi dengan bangsa lain. Baik itu dalam urusan perdagangannya dengan Rafles.
“Tapi intinya kondisi saat ini lebih hebat dari zaman dahulu. Ketika zaman Sultan Mahmud, bisa komunikasi ke negara lain. Apalagi di zaman kita yang sudah maju seperti ini. Lingga punya sejarah itu,” terang Ishak.
Dampak positif dari kegiatan tersebut, lanjut Ishak, bahwa pertama kita mengenal potensi-potensi yang ada. Baik itu objek wisata sejarah budaya yang dikemas sedemikian rupa. Sebagai Bunda Tanah Melayu ini negerinya. Dan setiap tahun orang datang ke ibunya.
“Ada orang lain yang kita libatkan. Membuat konsep ini tidak harus melibatkan semua orang dulu. Semua sisi kita angkat. Kedepan juga ekonomi,” ujarnya.
Dijelaskan Ishak, sebagaimana SMRS dahulunya, dalam tekanan penjajah, tapi bisa membangun semua sisi. Baik itu mengembangkan agama. Untuk, apa yang direncanakan pada kegiatan Tamadun Melayu tersebut dapat bergiliran di tempat lain. Artinya dikeroyok.
“Pak Bupati Berharap, empat tahun sekali. Serumpun Melayu dikeroyok bersama-sama oleh kabupaten kota yang lain. Tujuannya meningkatkan ekonomi negeri-negeri Melayu dan rumpun bisnis Melayu,” imbuhnya.
Pada Tamadun Melayu itu nanti, kata H Ishak, tahap budaya yang dimunculkan terlebih dahulu menyangkut perkembangan bisnis, usahawan saudagar-saudagar Melayu dengan mengemukakan semangat memelihara, mengembangkan budaya, membangun kreatifitas yang harus dikembalikan lagi.
“Budayawan-budayawan mari kita berkordinasi dengan pakar pakar. Karena APBD-P setahun dua tahun persiapan. Kita salut juga dengan pemikiran Pak Bupati dengan segala keterbatasan. Ini bukan pertama dan terakhir. Mungkin tahun depan sempurna. Kita mulai mengenal negeri yang bertamadun,” ucap Ishak.
“Kegiatan daerah tersebut, koordinatornya Dinas Kebudayaan. Seperti MTQ. Materi dari kami. Ini kegiatan daerah, tupoksinya kebudayaan. Masyarakat dan sebagai OPD pendukung. Sudah beberapa kali rapat baru menyiapkan ini,” ujarnya.
Dengan digelarnya kegiatan daerah tersebut, Ishak berharap mendapat dukungan maksimal budayawan dan seniman. Karena kegiatannya disejalankan dengan Hari Jadi Kabupaten Lingga. Beberapa rencana kegiatan pendukungnya seperti pembacaan puisi, pawai budaya, bazar makanan tradisional khas Lingga dan stand fotografi.
“Kalau SMRS jadi Pahlawan Nasional, sekaligus syukuran. Allah izinkan SMRS dinobatkan gelar Pahlawan Nasional,” ujarnya.(hms/su)