JAKARTA, KOMPAS.com – Sejumlah wartawan yg bertugas meliput di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/8/2016), siap buat meliput rapat bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan delegasi tiga negara, yakni Qatar, Yordania dan Malaysia.
Rangkaian meeting bilateral itu dijadwalkan berlangsung akan pukul 16.00 WIB. Biro pers Istana Kepresidenan telah meminta wartawan siap 15 menit sebelumnya agar tak terlambat mengikuti pertemuan.
Namun, ketika wartawan diminta masuk ke Istana Negara, sekitar pukul 15.50 WIB, rupanya Jokowi belum melakukan rapat bilateral, melainkan tengah berbincang dengan para petani dari pegunungan Kendeng, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Saat itu, tamu delegasi yg telah berdatangan diminta masuk terlebih dulu ke ruang tunggu.
Pertemuan dengan petani kendeng ini tak ada dalam agenda Presiden yg disusun biro pers sehingga sedikit mengejutkan.
Pada Selasa pagi hingga siang hari, Presiden berada di Jakarta Convention Center, Senayan, buat membuka World Islamic Economic Forum ke-12.
Jokowi juga semula dijadwalkan melakukan meeting bilateral dengan Qatar, Yordania dan Malaysia di JCC, tapi belakangan tempatnya diubah menjadi di Istana.
Rupanya, di sela kesibukannya menjamu delegasi dari berbagai negara, Jokowi menyempatkan bertemu para petani dari Kabupaten Rembang yg memang telah sejak April dahulu berdemo di depan Istana.
Kelompok yg dikenal dengan “kartini kendeng” ini menuntut agar pembangunan pabrik semen di wilayah mereka dihentikan karena bisa merusak lingkungan.
Dalam aksinya, para kartini kendeng sampai mengecor kaki mereka dengan semen di depan Istana.
Bagi mereka, hal itu yaitu simbol penegasan kepada Pemerintah bahwa hadirnya semen di wilayah pertanian pegunungan Kendeng, Jawa Tengah, mampu memasung dan merusak sumber kehidupan.
Mereka juga terus menyuarakan agar mampu bertemu segera dengan Presiden Jokowi.
Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki yg mendatangi aksi kartini kendeng di depan Istana pada April lalu, berjanji mempertemukan mereka dengan Jokowi.
Hampir empat bulan berselang, akhirnya meeting itu terwujud. Jokowi ditemani Teten, Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi dan sekretaris pribadinya Anggit Noegroho.
“Tadi aku kira pembicaraan cukup baik. Malah bicara bahasa Jawa yg santun. Presiden telah mendengar keluhan masyarakat kendeng tentang pembangunan pabrik semen dan ekspolitasi kawasan gunung kapur di wilayah Kendeng,” kata Teten usai pertemuan.
Pertemuan pertama ini segera membuahkan hasil. Jokowi dan para petani sepakat dikerjakan kajian lingkungan strategis di pegunungan Kendeng bagi mengkaji efek pembangunan dan operasi pabrik semen di wilayah tersebut.
Teten mengatakan, kajian strategis ini mulai dikoordinasi oleh Kepala Staf Kepresidenan. Kajian mulai melibatkan berbagai instansi akan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian ESDM hingga pemerintah daerah setempat.
Teten memperkirakan kajian mampu selesai dalam waktu sesuatu tahun dan hasilnya mulai digunakan bagi mengambil keputusan. Sementara kajian dilakukan, pabrik tak boleh beroperasi.
“Izin eksploitasi tambangnya belum bisa, menunggu dahulu diperkirakan setahun selesai,” kata Teten.
Puas
Perwakilan petani Kendeng, Gunretno, mengaku puas dengan keputusan Jokowi tersebut. Ia berharap kajian mampu dikerjakan secepatnya dan pabrik semen di sana menghentikan operasi bagi sementara waktu.
Gunretno mengatakan, seandainya kajian tak langsung dimulai, maka mulai semakin banyak permasalahan yg muncul. Operasi tambang yg dikerjakan pabrik semen dikhawatirkan mulai merusak tata kelola air di wilayah itu.
Selain itu juga mulai membuat lahan petani semakin menyempit yg berujung pada hilangnya mata pencaharian.
“Intinya karena telah ada kesepakatan dengan Pak Jokowi, aku harap ini dapat langsung dimulai ditindaklanjuti secepatnya. Semua pabrik semen izinnya harus dihentikan. Kajian lingkungan hidup strategis harus langsung dimulai,” Gunretno.
Pertemuan Jokowi dan para petani kendeng berakhir sekitar pukul 16.00 WIB atau tepat dengan jadwal meeting bilateral dengan tiga negara dimulai.
Jokowi segera buru-buru meninggalkan Istana Negara dan beralih ke Istana Merdeka. Satu per satu, delegasi dari tiga negara akan dari Qatar, Yordania, dan Malaysia bergantian melakukan meeting bilateral secara tertutup dengan Jokowi.
Sumber:
(red)